Thursday, May 19, 2016

Karena Kakek Saya Masuk Kristen dan Marahlah Lingkungan Itu




Pengantar
Pendeta I Wayan Sunarya lahir di Blimbingsari tahun 1945. Dia terlahir sebagai orang Kristen, mengikuti agama orangtuanya. Ayahnya berasal dari Desa Sading Badung, bersama dengan kakeknya tergabung kelompok perintis berdirinya Desa Blimbingsari  tahun 1939. Saya datang ke rumah beliau dan menginap selama dua malam, untuk bisa mengamati secara langsung kehidupan komunitas Kristen Protestan di Desa Blimbing Sari, tata cara mereka bersembahyang di gereja. Gereja berada persis di depan rumah Pendeta Sunarya. Berikut ini adalah cerita Pak Pendeta Sunarya. Di sela-sela itu, saya sempat berbincang-bincang dengan Pendeta I Wayan Sunarya sebagai berikut:

Bagaimana asal-usul keluarga Pak Pendeta Sunarya?

Kami adalah mempunyai kakek tiga orang dan yang menerima kekristenan itu hanya tiga orang. Kakek saya sendiri namanya Wayan Rike, satu lagi pekak Sukir atau sering dipanggil pekak Giri. Semua saudara kakek saya ini adalah laki-laki dan hanya tiga orang yang masuk Kristen.
Tentang keluarga saya, sewaktu kakek saya masih kuat, ia agak kurang memperhatikan persawahan, tetapi dia itu memang termasuk kuat didalam mengambil kebiasaan kesenangannya itu, seperti menyabung ayam, mekelesan (judi yang menggunakan uang kepeng sebagai media), dan ini bukan saja di Denpasar saja, tetapi juga di Soka juga dan malahan orang disana itu meminta kakek saya itu menjadi anak angkatnya, karena begitu pintarnya dia di dalam mengkoordinasi orang main (makelesan). 

Monday, May 9, 2016

Dari Sinilah Berkembangnya Agama Kristen Itu Melalui Saudara



 Nama Informan: Made Paul Sujana
Pewawancara : Nyoman Wijaya, Ketua TSP
Tempat Wawancara : Desa Buduk, Minggu 22-Juli-2001
Transkriptor : Putu Yuliani, Staf TSP
Korektor : Nyoman Wijaya

File ini berbicara tentang identitas Pan Loting, seorang tokoh yang mempunyai peran penting dalam penyebaran agama Kristen di tahun 1930-an di Bali Selatan. Supaya jalan cerita file ini bisa dimengerti, silakan baca juga “Karena Saya Sama Sekali Tidak Pernah Melihat Tuhan Secara Nyata,” “Setelah Menjelang Meninggal Dia KembaliMasuk Kristen,” “Tidak, yang Ada DariHindu Masuk Ke Kristen,” “Setelah Masuk Kristen Dia Kan Lantas DapatSumbangan,” “Setelah Mau Meninggal Dia Kembali Beragama Kristen,” “Biarkan AkuSaja Yang Masuk Kristen, Kamu Jangan Ikut.


 


Apakah bapak bisa ceritakan siapakah generasi yang pertama, yang saya tahu dan baca di sini bapak lahir 1932 dari generasi ketiga, siapakah generasi pertama?
Generasi pertama adalah Pan Loting yang nama sesungguhnya I Made Gepek, dia adalah asli Buduk.

Berapakah saudara dari Pan Loting?
Yang saya ingat kakek saya yang paling tua yang namanya I Ketut Legi dan yang kedua, cerita ini diceritakan oleh I Bukit adik bapak saya terkecil. I Ketut Legi mempunyai 7 orang anak yaitu (1) Ni Luh Bungkalan, (2) I Made Rimbagan, (3) Nyoman Clebing, (4) Ketut Tumbah, (5) Made Sampik yaitu bapak saya sendiri (6) Luh Bukit, (7) Nyoman Lalis.

Thursday, May 5, 2016

Biarkan Aku Saja Yang Masuk Kristen, Kamu Jangan Ikut

Nama Informan : I Made Gubeg, alias Pan Made Suarda (3)
Tempat Wawancara : Banjar Balangan, Dewa Kuwum, Badung
Tanggal: 5 Januari 2002
Pewawancara : Nyoman Wijaya, Ketua TSP
Transkriptor : Dewa Ayu Satriawati, Staf Admin TSP
Korektor : Nyoman Wijaya, Ketua TSP



Berarti disamping dia itu jahil, Pan Loting juga ada baiknya?
Ya.

Berarti kalau saudara-saudaranya itu semuanya dikasi bekal (jimat) kan gitu jadinya?
Ya. Jika memang orang yang jahat maka yang jahat juga akan digunakan untuk memusuhi dan jika yang baik, maka tidak akan ada yang berani menjahili. jadi mana ada yang mau berbuat jahat sama orang yang baik, jadi orang yang jahat itu kan yang dilawan itu kan juga orang yang jahat.  Jadi kalau leak itu kan tentu saja yang dilawan itu adalah leak juga, siapa yang ingin metantang baya  (bahaya) dan ingin mengadu kesaktian maka itu juga yang akan dilawan. Kalau kita bagaimana caranya melawan orng kita itu tidak bisa main silat atau yang lainnya dan kita juga tidak membawa apa-apa, jad kan percuma dia melawan orang yang bodoh. Makanya orang yang bodoh yang paling menang.

Berarti yang mengalahkan Kakek  Loting  itu kan sakti sekali jadinya?
Ya dan di sana di kuburan Penarunga,  katanya dia dilawan. Itu yang mengalahkan katanya orang yang dari Penebel yang dari Tuak Ilang.

Apa itu masih sekarang hidup?
Kalau itu saya kurang tahu, karena itu kan setelah saat tahun 1968 saat itu bulan enam. Lalu saya dikasi tahu sama ayah saya yang , kalau kakek Loting Loting itu sudah kalah bertanding dan dia sudah meninggal.

Kalau Kakeknya yang disini itu ikut dia ke rumah sakit menengok itu?
Tidak. Kakeknya yang di sini (Banjar Balangan) saya tunggui.

Saat itu Kakek loting tidak dapat minta obat?
Tidak, hanya bilang kalau dia itu kalah saja.

Kalau Kakek Loting itu mengobati bagaimana caranya dia? Pakai mantra, minyak atau air?
Kalau dia mengobati saya, dia hanya pakai air ludah saja. Kalau saya misalnya gatal, maka hanya air ludahnya saja yang dipakai mengobati, maka sembuh gatal-gatalnya saya itu.

Monday, May 2, 2016

Setelah Mau Meninggal Dia Kembali Beragama Kristen




 Nama Informan : I Made Gubeg, alias Pan Made Suarda  
Tempat Wawancara : Banjar Balangan, Dewa Kuwum, Badung
Tanggal: 5 Januari 2002
Pewawancara : Nyoman Wijaya, Ketua TSP
Transkriptor : Dewa Ayu Satriawati, Staf Admin TSP
Korektor : Nyoman Wijaya, Ketua TSP


Kalau kakeknya yang di sini apa pernah diajak ikut masuk Kristen?
Ya pernah.

Nah bagiamana ceritanya, kalau cerita yang didengar langsung sudah selesai dan sekarang cerita yang pernah didengar dari orang lain. Bagaimana Kakek Loting-nya memanggil yang kakeknya yang di sini?
Made. Kakeknya yang di sini kan tidak mau karena dia tidak cocok, artinya kan tidak cocok beragama Kristen, karena diajak tidak mau itu yang menyebabkan kakeknya dimusuhi.

Friday, April 29, 2016

Setelah Masuk Kristen Dia Kan Lantas Dapat Sumbangan



Nama Informan : I Made Gubeg, alias Pan Made Suarda (1)
Tempat Wawancara : Banjar Balangan, Dewa Kuwum, Badung
Tanggal: 5 Januari 2002
Pewawancara : Nyoman Wijaya, Ketua TSP
Transkriptor : Dewa Ayu Satriawati, Staf Admin TSP
Korektor : Nyoman Wijaya, Ketua TSP



Pengantar:
Saya sedang mencari informasi yang lebih jelas mengenai Pan Loting dari sudut pandang keluarganya yang masih beragama Hindu. I Made Gubeg adalah salah satu dari darinya, selain Ketut Rada, Made Darma, dan Nyoman Bukel yang sudah diwawancarai pada kesempatan lain. I made Gubeg adalah seorang cucu dari Pan Loting yang merupakan anak dari keponakannya bernama Made Jerug. I Made Gubeg adalah kakak dari Nyoman Bukel. Wawancara kali ini akan banyak sekali bercerita mengenai leluhur Pan Loting yang disebut Pasek Badak. Pasek Badak diyakini oleh para keturunannya sebagai orang yang mampu mengalahkan Raja Mengwi. Karena ada Pasek Badak, hanya Desa Buduk yang belum bisa dikalahkan oleh Raja Mengwi, dalam upayanya menyatukan dan desa-desa yang ada dalam wilayah kekuasaannya, menjadi kerajaan besar. Namun karena kesetiannya terhadap raja, maka dalam suatu perang tanding dengan raja, Pasek Badak bersedia mengalah dengan cara membuka rahasia kesaktiannya, berupa cane  (sirih yang biasa dipakai dalam suatu rapat. Untuk jelasnya lihat file “Katanya, Karena Saya Sama Sekali Tidak Pernah Melihat Tuhan Secara Nyata”; “Setelah Menjelang Meninggal Dia Kembali Masuk Kristen”; dan “Tidak, yang Ada Dari Hindu Masuk Ke Kristen.”

Tahun berapa Kekek Loting meninggal?
Sekitar 1968 bulan 6.

Oh jadi tahun 1968 hilang (meninggal) begitu?
Ya. Habis bertarung (adu kesaktian ilmu leak) dia di Penarungan. Di Penarungan dia kalah, dia kan jadi bukur (menara usungan [sekah, perwujudan orang yang meninggal dibuat dari kayu cendana dan lain-lain dalam upacaya pitra yadnya {upacara yang terkait dengan siklus kehidupan manusia} ] yang bertingkat menjulang tinggi dengan hiasan berwarna serba putih dan kuning) dan dikalahkan sama Garuda.

Bukur itu apa?
Ya yang berupa kesaktian pengleakan.

Bagaimana rupa bukur itu?
Saya kan tidak tahu.

Kalahnya melawan Garuda gitu?
Ya.

Orang dari mana yang mengalahkan dia?
Dari Tuak Ilang, Penebel.

Berarti kan lebih sakti jadinya dia?
Ya lebih sakti. Kakek Loting itu sudah seratus kali mengalahkan lawan, tapi dia itu malah kalah dengan lawannya yang ini. Dia itu kan sakti. Dia itu sering istilahnya metangtang (saling menantang) di kuburan Penarungan.

Nah saat dia kalah itu siapa yang bilang seperti itu, aapak Pekak Loting-nya?
Pekaknya dia kan bilang begini, “jani bapa suba kalah, baang bapa ngidih yeh.” (sekarang Bapak sudah kalak, ijinkan Bapak minta air). Hanya air saja sedikit saat menjelang ajalnya karena sudah kalah saat dia jadi Bukur dan dikalahkan oleh Garuda, saat bertarung di Kuburan Penarungan. (Maksudnya begini: dengan menggunakan ilmunya, Pan Loting berubah wujud menjadi sebuah bukur, sedangkan lawannya berubah menjadi seekor burung garuda)

Lalu siapa yang dimintai air?
Ya keponakannya dan keluarganya di rumah.

Thursday, April 28, 2016

Tidak, yang Ada Dari Hindu Masuk Ke Kristen


 Nama Informan                      : Ketut Rada (50 tahun)  (3)
Pewawancara                         : Nyoman Wijaya, Ketua TSP
Tempat Wawancara               : Banjar Pasekan, Buduk, Badung
Tanggal                                   : 6 Januari 2002
Transkriptor                            : Dewa Ayu Satriawati, Staf Admin Tsp
Korektor                                  : Nyoman Wijaya, Ketua TSP


Saya masih sedang berusaha mencari bukti-bukti bahwa Pan Loting mendua, bimbang setelah dia memeluk agama Kristen. Sulit sekali mencari bukti-buktinya, sehingga saya harus berputar-putar untuk mendapatkan jawaban, karena sekalipun para informan punya hubungan keluarga dengan Pan Loting, namun selisih umur mereka terlalu jauh menyulitkan hal itu. Kisah wawancaranya sebagai berikut:


Nah sekarang kalau cucunya Kakek Loting, yang ayahnya kena G30S/PKI itu sekarang dimana?
Di rumahnya ada dua, di Kwanji satu, di Malang satu, di Sulawesi satu.

Itu anaknya Pak Bacol itu ya?
Ya.

Berarti kan Kristen semuanya?
Ya Kristen.

Nah sekarang ada tidak konflik karena tanah warisan itu, di antara keluarga Kristen?
Tidak. Sedangkan paibon yang ada di karang (pekarangan rumah)-nya dia, sekarang itu secara suka rela diberikan sama dia, untuk dijadikan jaba (halaman paling luar dalam suatu pura)  kalau dulu jaba-nya kan menghadap keselatan ya dan bercampur dengan karang (halaman rumah)-nya dia dan sekarang itu semuanya sudah terpisah. Dan itu diberikan secara sukarela.

Wednesday, April 27, 2016

Setelah Menjelang Meninggal Dia Kembali Masuk Kristen



Nama Informan                      : Ketut Rada (50 tahun)  (2)
Pewawancara                         : Nyoman Wijaya, Ketua TSP
Tempat Wawancara               : Banjar Pasekan, Buduk, Badung
Tanggal                                   : 6 Januari 2002
Transkriptor                            : Dewa Ayu Satriawati, Staf Admin Tsp
Korektor                                  : Nyoman Wijaya, Ketua TSP


Setelah wawancara, saya diajak oleh Ketut Rada melihat-melihat pura keluarga Pan Loting sebagai berikut:

Kalau yang disebelah selatan pura-nya itu?
Ya itu pura Kakek Loting.

Kalau yang disebelah utara Pura?
Kalau yang disebelah utara pura-nya saya. Karena puranya tidak dikasi agak keselatan, maka terpaksa di ke utarakan lagi sedikit.