Nama Informan :
I Made Gubeg, alias Pan Made Suarda (1)
Tempat
Wawancara : Banjar Balangan, Dewa Kuwum, Badung
Tanggal: 5
Januari 2002
Pewawancara :
Nyoman Wijaya, Ketua TSP
Transkriptor : Dewa
Ayu Satriawati, Staf Admin TSP
Korektor : Nyoman
Wijaya, Ketua TSP
Pengantar:
Saya
sedang mencari informasi yang lebih jelas mengenai Pan Loting dari sudut
pandang keluarganya yang masih beragama Hindu. I Made Gubeg adalah salah satu
dari darinya, selain Ketut Rada, Made Darma, dan Nyoman Bukel yang sudah
diwawancarai pada kesempatan lain. I made Gubeg adalah seorang cucu dari Pan
Loting yang merupakan anak dari keponakannya bernama Made Jerug. I Made Gubeg
adalah kakak dari Nyoman Bukel. Wawancara kali ini akan banyak sekali bercerita
mengenai leluhur Pan Loting yang disebut Pasek Badak. Pasek Badak diyakini oleh para
keturunannya sebagai orang yang mampu mengalahkan Raja Mengwi. Karena ada Pasek
Badak, hanya Desa Buduk yang belum bisa dikalahkan oleh Raja Mengwi, dalam
upayanya menyatukan dan desa-desa yang ada dalam wilayah kekuasaannya, menjadi
kerajaan besar. Namun karena kesetiannya terhadap raja, maka dalam suatu perang
tanding dengan raja, Pasek Badak bersedia mengalah dengan cara membuka rahasia
kesaktiannya, berupa cane (sirih yang biasa dipakai dalam suatu
rapat. Untuk
jelasnya lihat file “Katanya,
Karena Saya Sama Sekali Tidak Pernah Melihat Tuhan Secara Nyata”; “Setelah
Menjelang Meninggal Dia Kembali Masuk Kristen”; dan “Tidak, yang Ada Dari Hindu
Masuk Ke Kristen.”
Tahun berapa Kekek Loting meninggal?
Sekitar 1968 bulan 6.
Oh jadi tahun 1968 hilang (meninggal) begitu?
Ya. Habis bertarung (adu kesaktian ilmu leak) dia di Penarungan. Di
Penarungan dia kalah, dia kan jadi bukur (menara
usungan [sekah, perwujudan orang yang
meninggal dibuat dari kayu cendana dan lain-lain dalam upacaya pitra yadnya {upacara yang terkait dengan siklus kehidupan
manusia} ] yang bertingkat menjulang tinggi dengan hiasan berwarna serba
putih dan kuning) dan dikalahkan sama Garuda.
Bukur itu apa?
Ya yang berupa kesaktian pengleakan.
Bagaimana rupa bukur itu?
Saya kan tidak tahu.
Kalahnya melawan Garuda gitu?
Ya.
Orang dari mana yang mengalahkan dia?
Dari Tuak Ilang, Penebel.
Berarti kan lebih sakti jadinya dia?
Ya lebih sakti. Kakek Loting itu sudah
seratus kali mengalahkan lawan, tapi dia itu malah kalah dengan lawannya yang
ini. Dia itu kan sakti. Dia itu sering istilahnya metangtang (saling menantang) di kuburan Penarungan.
Nah saat dia kalah itu siapa yang bilang
seperti itu, aapak Pekak Loting-nya?
Pekaknya dia kan bilang begini, “jani bapa
suba kalah, baang bapa ngidih yeh.” (sekarang Bapak sudah kalak, ijinkan Bapak
minta air). Hanya air saja sedikit saat menjelang ajalnya karena sudah kalah
saat dia jadi Bukur dan dikalahkan
oleh Garuda, saat bertarung di Kuburan Penarungan. (Maksudnya begini: dengan
menggunakan ilmunya, Pan Loting berubah wujud menjadi sebuah bukur, sedangkan lawannya berubah
menjadi seekor burung garuda)
Lalu siapa yang dimintai air?
Ya keponakannya dan keluarganya di rumah.